Regenerasi dan Kaderisasi, Refleksi Berorganisasi di Tengah Kompleksitas Dinamika Globalisasi

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan organisasi kemahasiswaan yang sejak berdirinya senantiasa berpegang teguh pada ajaran Islam Ahlusunnah wal Jama'ah (Aswaja) baik dalam pemikiran maupun pergerakannya. PMII sebagai salah satu komponen yang menunjang nilai-nilai pluralisme dan humanisme, sudah seyogyanya memiliki peranan penting dalam upaya memperbaiki bangsa dari keterpurukan, dan mampu mendobrak kejumudan berpikir umat ke arah kemajuan.

Untuk bisa menjawab tantangan tersebut, maka kelangsungan kaderisasi menjadi urusan esensial yang tidak bisa dilepaskan dari organisasi. Tanpa kaderisasi, sulit rasanya suatu organisasi dapat dengan baik dan efektif menjalankan tugas keorganisasiannya. Kaderisasi adalah keniscayaan untuk membangun sinergitas kerjasama dalam menjalankan tugas-tugas keorganisasian. Dengan melakukan kaderisasi secara maksimal dan tepat sasaran, diharapkan mampu membentuk anggota dan /atau kader PMII yang berkualitas agar kelak mereka menjadi pemimpin yang mampu membangun peran dan fungsi organisasi secara lebih baik lagi.

Dari sini, secara umum proses kaderisasi pada suatu organisasi bisa dikatakan memiliki 2 (dua) ikon yang menimbulkan pertalian dan saling berkaitan, yaitu: pelaku kaderisasi (subyek) dan sasaran kaderisasi (obyek). Pelaku kaderisasi (subyek) adalah individu atau sekelompok orang yang memiliki kapasitas dan kompetensi mumpuni untuk mengader anggotanya, menjalankan fungsi regenerasi, dan menjaga kontinuitas tugas-tugas organisasi. Sementara itu, sasaran kaderisasi (obyek) adalah individu-individu yang dipersiapkan, dididik, dan dilatih secara tersistem untuk melanjutkan perjuangan dalam mencapai tujuan organisasi yang dicita-citakan.

Ingat ! Bung Hatta pernah berkata tentang kaderisasi dalam kerangka kebangsaan, bahwa:

"Kaderisasi sama artinya dengan menanam bibit. Untuk menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan, pemimpin pada masanya harus menanam".

Maka benar apa kata pepatah, bahwa “pohon yang besar pasti diawali oleh sebuah biji atau benih yang kecil dan rapuh”. Sekalipun biji atau benih tersebut kecil dan rapuh, tapi ia merupakan bentuk pilihan terbaik dari spesies mereka. Kemudian akan berkembang untuk melengkapi diri dengan berbagai organ hasil evolusi alam. Maka fisik terbaik sebuah pohon besar yang selama ini kita pandang tidaklah luput dari proses penggemblengan dan pembentukan yang amat panjang.

Selayaknya pohon, besar dan suksesnya organisasi PMII juga tidak lepas dari proses panjang pembentukan dan pengaderan yang berkesinambungan hingga membentuk kader terbaik dan pilihan. Ketika tiba saatnya kelak, ia harus meneruskan tongkat perjuangan dalam mempertahankan dan mengembangkan kelangsungan organisasinya hingga muncul bibit atau benih baru yang akan meneruskan tugas dan peran mereka.

* Ni'am Azhari, mahasiswa Unwahas dan content writer Nahwushorof.ID

Tags :

Posting Komentar